21/09/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

24 Budak Nelayan Dipulangkan ke Myanmar

3 min read

[ A+ ] /[ A- ]

Terungkap Perbudakan karena Kebijakan

Akhir 2014 Indonesia mengeluarkan satu moratorium kapal asing mencari ikan di lepas pantai wilayah itu sehingga memaksa sejumlah pelabuhan dan menyebabkan ratusan orang terperangkap di Pelabuhan Ambon serta meledakan sejumlah kapal yang mencari ikan secara tidak sah di perairan wilayah Indonesia.

Secara terpisah, laporan media menggambarkan ratusan budak nelayan dibiarkan terkatung-katung, dimakamkan di kuburan tak dikenal atau terdampar di Benjina, salah satu pulau di Indonesia timur.

IOM, atas permintaan Indonesia dan dukungan dari Australia, mengidentifikasi, membantu, dan memulangkan lebih dari 1.200 korban perdagangan manusia dari Ambon dan Benjina, demikian pernyataan IOM.

Sebagian besar pria tersebut berasal dari Myanmar, sebagian lagi dari Kamboja dan Thailand.

IOM memperkirakan penambahan 800 orang asing dipulangkan oleh perusahaan perikanan dan melalui cara-cara lain yang juga dilakukan oleh korban perdagangan manusia.

“Tidak ada upaya yang harus dihindari untuk mengejar perusahan-perusahan yang terlibat dan menuntut mereka membayar kompensasi semua orang yang kehilangan masa hidupnya untuk para pedagang manusia yang semata-mata demi meningkatkan margin keuntungan perusahaan mereka,” kata Getchell.

IOM, mengakui kebutuhan tenaga kerja di kapal-kapal pencari ikan, meminta negara-negara di kawasan bersama-sama mengatasi persoalan tersebut di forum seperti Bali Process, kata juru bicara IOM di Indonesia, Paul Dillon.

“Mari kita cari cara untuk mengatasi kebutuhan tenaga kerja dengan cara yang memastikan pria dan wanita diperlakukan dengan terhormat, kompensasi yang sesuai dengan kerja keras dan risiko pekerjaan yang mereka lakukan serta menciptakan sistem sehingga konsumen bisa membeli produk perikanan yang aman dalam pengetahuan masyarakat mengenai tidak adanya perbudakan,” kata Dillon – Antara

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.