20/09/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

Semburan Lumpur Bojonegoro Bikin Panik Warga

2 min read

[ A+ ] /[ A- ]

Tidak Berbahaya seperti Sidoarjo

Untuk meneliti lumpur tersebut, Ahli tektonik dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Dr Jatmiko Setiawan, menyatakan, semburan itu tidak berbahaya.

“Disimpulkan bahwa yang keluar di kawasan tersebut sebenarnya hanya gas dan tidak akan terjadi seperti kejadian di Lapindo Sidoarjo,” katanya, dari Bojonegoro, Senin.

Ia yang pernah melakukan peninjauan lapangan di lokasi di Kecamatan Gondang itu menjelaskan gas yang keluar mengandung belerang dan H2S (hidrogen sulfida) yang tidak terlalu besar (konsentrasi partikel 1 ppm), karena dekat dengan intrusi andesit yang banyak mengandung besi.

Dengan demikian, kalau tidak dalam kondisi musim hujan, maka yang keluar hanyalah gas, tanpa air dan lumpur.

“Dimungkinkan keluarnya gas hanya kecil dan bisa jadi Kahyangan Api ke-2 di Bojonegoro jika disulut api dan selalu keluar gas, maka api tidak pernah akan padam,” ujar dia.

Ia juga mengemukakan gas yang keluar berasal dari reservoir Formasi Seloreja ataupun Formasi Wonocolo yang hanya tipis di atas intrusi Andesit.

Formasi Wonocolo dan Formasi Seloreja adalah reservoir yang terlipat membentuk antiklin Selo Gajah, yang bisa dipakai untuk perangkap gas.

Oleh karena itu, lanjut dia, lumpur dan air yang keluar hanyalah sedikit dengan debit sekitar 1 liter per detik, karena melalui batu lempung Formasi Kalibeng yang sudah padat.

Secara ilmiah, menurut dia, terjadinya kawasan Bojonegoro, disebabkan lempeng India-Australia, menumbuk Jawa, sekitar 3 juta tahun lalu. Akibat tumbukan itu, terbentuklah lipatan-lipatan di Bojonegoro, salah satunya antiklin Selo Gajah.

Bersamaan dengan terbentuknya lipatan tersebut terjadilah intrusi andesit, yang selanjutnya tertutup secara tidak selaras oleh batu lempung Formasi Kalibeng.

Formasi Kalibeng juga terkena tektonik Pleistosen, sekitar 1,6 juta tahun lalu dan terlipat serta secara keseluruhan Bojonegoro akhirnya yang semula laut berubah, menjadi daratan.

“Pada titik perpotongan tersebut terjadilah kebocoran gas yang terjadi saat ini,” ujarnya.

Sumber : Antara

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.