Turki Kecam Pembatasan Israel terhadap Al Aqsha
2 min readANKARA – Perdana Menteri Turki Ahad, (23/7/2017), mengecam pembatasan Israel terhadap akses Muslim ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Menurut sebuah posting di akun Twitter resmi Binali Yildirim, “akses Muslim ke Al-Aqsa dibatasi karena alasan apapun tidak dapat diterima”.
Dalam serangkaian posting, dia berkata, “Kami sedang menunggu Israel melakukan kesalahan ini dengan mengindahkan sensitivitas dunia Islam. Warga Yahudi yang kita [Turki] telah hidup bersama selama berabad-abad adalah salah satu elemen terpenting dari kekayaan sosial kita. Kami adalah warisan peradaban yang mengambil perbedaan sebagai kekayaan tanpa mempedulikan agama, sekte, bahasa, atau ras. Untuk alasan ini, kami tidak menyetujui tindakan melawan rumah pemujaan terhadap warga Yahudi kami, dan kami mendesak moderasi di antara warga kami. ”
“Teror adalah ancaman umum bagi seluruh umat manusia. Teror tidak memiliki agama, bahasa, atau ras. Kami sangat mengutuk teror terhadap jamaah Al Aqsha “, tambah pernyataan tersebut.
Kemarahan telah menyebar di Tepi Barat sejak pekan lalu ketika Israel menutup Masjid Al-Aqsa, masjid yang dihormati oleh umat Islam dan Yahudi, yang menyebutnya sebagai Bukit Bait Suci, menyusul baku tembak mematikan.
Masjid tersebut dibuka kembali setelah penutupan dua hari tersebut, namun Israel memasang detektor logam dan kamera di gerbang masjid yang menurut warga Palestina bertujuan untuk memberikan izin kunjungan yang ketat.
Israel menolak untuk melepaskan detektor, mengklaim bahwa tindakan pengamanan serupa dengan prosedur yang dilakukan di tempat-tempat suci lainnya di seluruh dunia.
Tiga warga Palestina tewas pada hari Jumat dalam demonstrasi menentang tindakan Israel di sekitar tempat suci tersebut. Tiga pemukim Yahudi juga tewas dalam serangan yang diduga dilakukan orang Palestina di sebuah pemukiman di Tepi Barat.
Menurut Anadolu, Kota Yerusalem merupakan kota suci bagi semua umat agama Ibrahim; Muslim, Yahudi, dan Kristen – dan Masjid Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia Islam.
