21/09/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

Corona Mencekik Warga Gaza, Air Pun Langka

3 min read

[ A+ ] /[ A- ]

Seorang warga Gaza, Iyad Ayub, mengatakan bahwa pada akhirnya di terpaksa keluar dan melanggar larangan keluar rumah yang diberlakukannya pada keluarganya karena takut berjangkitnya virus Corona.

Dia bersama putra-putranya membawa empat galon kosong untuk diisi air dari stasiun desalinasi terdekat, yang jaraknya lebih dari satu kilometer dari rumah mereka, setelah kesebarannya habis untuk menunggu air yang mereka gunakan di minum, memasak dan mencuci.

Warga Gaza berusia 44 tahun ini mengeluh bahwa mereka tidak menerima air selama berhari-hari. Dia menyatakan telah menghubungi pemerintah kota dan saluran air darurat lebih dari sekali, tetapi dia tidak mendapat tanggapan.

Dia berkata, “Kami memaklumi bahwa negara ini dalam keadaan darurat. Ada tekanan besar pada mereka. Akan tetapi kami ingin hidup. Kami membutuhkan air untuk minum dan membersihkan rumah-rumah kami agar virus tidak masuk ke dalam rumah.”

Dengan keadaan darurat dan jam malam di Jalur Gaza memasuki hari ketujuh, dengan kemungkinan diperpanjang di hari-hari berikutnya akibat pandemi Corona, maka penderitaan warga terus memburuk, terutama terkait kelangkaan air minum dan untuk mencuci (tangan).

Sejak penjajah Israel mencegah masuknya bahan bakar untuk satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza lebih dari dua minggu lalu, dan rumah-rumah di Jalur Gaza mengeluhkan kekurangan air karena ketidakkonsistenan jadwal listrik, yang dalam kondisi terbaiknya, hanya menyala empat jam saja dalam sehari semalam ke rumah-rumah warga, dan dengan terjadinya kasus virus Corona di dalam Jalur Gaza, maka krisis yang dialami warga meningkat akibat jam malam yang diberlakukan terhadap lebih dari dua juta warga Palestina agar tetap tinggal di rumah mereka tanpa keluar kecuali untuk urusan yang sangat mendesak.

Kementerian Kesehatan mencatat ada penambahan 69 kasus virus Corona. Total kumulatif orang yang terinfeksi sejak Maret lalu mencapai 356, sebanyak 280 di antaranya masih aktif, 72 telah pulih, dan empat warga meninggal akibat infeksi virus tersebut.

Kekurangan air

Mayoritas penduduk Jalur Gaza mengeluhkan kelangkaan air yang sampai kepada mereka melalui jaringan infrastruktur melalui 25 kotamadya di berbagai daerah di Jalur Gaza, baik untuk minum ataupun kebutuhan sehari-hari mereka.

Kotamadya Gaza, yang merupakan kotamadya terbesar di Jalur Gaza, telah mengimbau lembaga pemerintah, negara sahabat, lembaga mitra dan donor internasional dan lokal, untuk menyediakan bahan bakar yang dibutuhkan guna memberikan pelayanan dasar dan untuk mengatasi krisis pemadaman listrik dan mulainya penyebaran baru wabah virus Corona, yang semuanya berdampak negatif terhadap kondisi kehidupan di Jalur Gaza.

Pemerintah kota Gaza menegaskan bahwa krisis ini telah menimbulkan kesulitan dalam memberikan layanan pemerintah kota kepada warga sebagaimana mestinya, terutama di sektor air, khususnya dengan peningkatan permintaan air di musim panas.

Dijelaskan bahwa pengoperasian sumur air berdasarkan jam-jam tersambungnya arus listrik yang hanya memenuhi kurang dari seperempat kebutuhan air Kota Gaza, apalagi jaringan membutuhkan margin waktu yang besar agar dapat terisi air dan sampai ke rumah-rumah warga, serta untuk membuat semacam sinkronisasi dengan jadwal kedatangan arus listrik.

Pemerintah kota Gaza menyatakan bahwa pihaknya memiliki 76 sumur air di dalam dan di luar otoritas pemerintah Kota Gaza, yang semuanya beroperasi dengan arus listrik, yang kesemuanya mengalami kelemahan karena kekurangan arus listrik, dengan mengoperasikan generator cadangan yang ada di fasilitas ini, untuk menyalurkan air ke penduduk kota.

Perlambatan kerja

Kepala Otoritas Air, Insinyur Mazen Al-Banna, membenarkan bahwa sektor air merupakan salah satu sektor yang paling terkena dampak pandemi Corona sejak merebaknya pandemi ini pada awal Maret lalu.

Dia menjelaskan bahwa pembiayaan, dukungan, dan pengoperasian instalasi desalinasi baru-baru ini mengalami perlambatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, selain penghentian hampir total sejak merebaknya pandemi. Dia menyatakan bahwa pentingnya proyek-proyek ini berasal dari kompensasinya atas kekurangan akut air minum, yang mengalami kelangkaan besar di Jalur Gaza.

Insinyur Al-Banna menjelaskan bahwa beberapa stasiun air yang bekerja tidak beroperasi dengan kapasitas penuh karena kurangnya arus listrik untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin meningkat dari hari ke hari. – PIP

Sumber : https://melayu.palinfo.com/16015

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.