21/09/2024

Warta5.com

cerdas mewartakan

7 Pendemo Thailand Ditangkap, Dituduh Menghina Kerajaan

1 min read

[ A+ ] /[ A- ]

BANGKOK – Tujuh pemimpin protes anti-pemerintah ditangkap Polisi Thailand, mereka menghadapi tuduhan menghina monarki, Rabu (25/11/2020).

Untuk menuntut kawanan pemrotes ini penguasa Thailand menghidupkan kembali undang-undang penghinaan kerajaan.

Ini menjadi pertama kalinya tuduhan di bawah hukum lese majeste yang mencakup penghinaan terhadap keluarga kerajaan dalam lebih dari dua tahun. Siapa pun yang terbukti bersalah bisa menghadapi hukuman 15 tahun penjara.

Protes rakyat Tahiland dimulai pada bulan Juli terhadap Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, namun akhirnya melebar menjadi tuntutan untuk mengekang kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn, melanggar tabu lama dalam mengkritik monarki.

Salah satu dari tujuh pemrotes yang ditangkap, Parit “Penguin” Chiwarak, mengatakan ia telah menerima panggilan untuk lese majeste di samping dakwaan lainnya dan dia tidak takut.

“Langit-langitnya sudah rusak. Tidak ada yang bisa menahan kita lagi, ”tulisnya di Twitter.

Dia mengatakan kepada kantor berita Reuters; “Ini akan mengungkap kebrutalan sistem feodal Thailand kepada dunia.”

Orang lain yang disebutkan termasuk pengacara hak asasi manusia Arnon Nampa, yang menjadi orang pertama yang menyerukan reformasi kerajaan pada 3 Agustus, dan Panusaya “Rung” Sithijirawattanakul, seorang pemimpin mahasiswa yang mengajukan 10 tuntutan untuk reformasi kerajaan.

Sumber polisi, yang menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media, mengatakan para pemimpin protes memiliki waktu hingga 30 November untuk mengakui tuduhan atas komentar yang dibuat pada protes pada 19 dan 20 September.

Pengacara Thailand untuk Hak Asasi Manusia mengatakan kepada Reuters bahwa polisi telah memberi tahu pengacara para pemimpin protes.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.